Suatu ketika, saya pernah hampir akan mendapatkan rejeki
yang bagus. Cukup besarlah kalau dilihat dari sisi rupiahnya. Kejadian
itu kira-kira berselang beberapa tahun lalu, kalau tidak salah hitung,
7 tahun lalu deh. Cukup lamalah. Tapi masih hangat dalam ingatan saya.
Saat tiba waktunya, ternyata rejeki yang saya maksud itu tidak hadir
sesuai dengan apa yang diharapkan. Alias partner atau orang yang saya
ajak kerjasama, komitmentnya berubah. Tidak sesuai lagi dengan omongan
awal.
Alhasil kekecewaanku bertumpuk di hati. rasa benci, jengkel, marah
dengan emosional tingkat tinggi mulai terlihat dalam hari-hari
menjalankan rutinitas. Hidup rasanya tidak nyaman. Berasa ada sesuatu
yang menjadi miliku yang telah dirampas oleh orang lain.
Selang beberapa bulan, rasa itu tak juga beranjak dalam hati. masih
saja menusuk-nusuk menyakitkan. Sampai akhirnya saya mendengarkan satu
kalimat bijak dari orang yang saya anggap terbelakang dari sisi
pendidikan (maaf). Dari sisi etika juga termasuk terbelakang, karna
orangnya termasuk urakan. Tapi saya berteman baik dengan siapa saja.
Termasuk dengan orang yang urakan seperti teman saya itu.
Apa pesannya? Dia bilang begini,
“kawan, ente harus belajar ikhlas”. Saya bengong, melongok. Ini
orang kok bisa mengeluarkan kalimat seperti itu. Menurut saya, kalimat
seperti itu tidak keluar dari lisan sembarang orang. Karena ikhlas
mudah di ucap, sulit di kerjakan. Itu sudah rumus alamiah.
Saya heran, seheran – herannya manusia. Saya sungguh tak percaya.
Lalu dia bercerita tentang pengalamannya yang sama. Sama-sama hampir
dapat rejeki nomplok. Dan pada saat itu kekecewaannya juga sama,
sama-sama murka semurka-murkanya. Tapi apa yang didapat? Yang didapat
hanyalah penyiksaan emosional.
Saat itu, saya tidak lantas berubah sumringah dan merelakan semua
keihklasan itu. Tapi saya sempat terhentak dengan nasihat bijaknya.
Memang kalau saya menganlisa dari kehidupannya. Teman saya ini
termasuk yang tidak terlalu “ngoyoh”. Hidupnya biasa-biasa saja. Tapi
dia mau kerjakan apa saja untuk menghidupi keluarganya. Saya salut untuk
kelakuannya yang seperti itu.
Saat ini saya terkenang lagi,dengan kasus yang berbeda. Karena
akahir-akhir ini pekerjaan saya masih banyak yang belum rampung. Artinya
kalau kerjaan saya terseok-seok maka klimaks saya untuk mendapatkan
profitpun akan terpending, kemungkinan gagal juga ada. apalagi jika saya
sudah tidak kuat lagi meneruskan. Karena project yang dikerjakan
memakan cost yang lumayan besar.
Perenungan inilah membawa saya kembali merenungkan ucapan kawan saya
kira-kira 7 tahun lalu itu. Sehingga pelan-pelan pikiran saya menjadi
adem, dan berfikir realistis. Artinya. Keihlasan itu lahir dari
pemikiran yang jernih. Memahami betul kelebihan dan kekurangan yang kita
miliki. Dan percaya bahwa ada kekuatan super power yang mengatur
kehidupan kita.
Walau kita sudah nangis Bombay sekalipun, kalau rejeki belum
diperuntukan untuk kita, maka air mata tak akan membantu. Justru akan
semakin melemahkan emosi psikis kita. Kita akan kehilangan semangat dan
mulai apatis terhadap apapun.
Belajar ikhlas itu tidak sulit, tapi mempraktekkan keihlkasan yang hakikipun tidak mudah.
namun demikian, semua itu bisa dilatih dengan mempertebal penerimaan
kita. Belajar realisits dan percaya bahwa masih banyak pintu rejeki yang
terbuka untuk kita salami. Tinggal bagaimana kita memperluas
kesempatan kita.
INGIN BELAJAR IKHLAS
Sulitnya saya mengikhlaskan pacar yang
mutusin saya beberapa bulan yang lalu. Sampek nangis-nangis dalam hati
karena cowok dilarang nangis dengan nampak. Histeris, itulah kisah
asmara yang ada di dalam layar tv. Tapi itu belum seberapa, mungkin
kalau ditinggal sang pacar kita masih bisa melupakan sedikit demi
sedikit namun kalau ditinggal kerabat dekat?? Yang ada semenjak kita
kecil?? Nah loo...
Tak percaya akan kepergian seseorang
Baru
tiga hari kemarin nenek saya diambil oleh Sang Maha Kuasa Alloh
Subhanahu wata'ala ini membuat saya dan saudara-saudara tak percaya.
Ketika mendengar kabar kematian saudara atau seseorang yang kita cintai
bagaimana perasaan anda? Kalau gak sedih berarti tak punya hati yang
sehat.
Mulailah hidup baru
Maksud
saya disini adalah memulai hidup di hari esok dengan semangat baru.
Jika pas hari itu ditinggal sampai seminggu dua minggu anda akan masih
mengingatnya, tapi jangan terus menerus dengan beraktivitas sehari-hari
seperti biasanya insyaAlloh sedikit demi sedikit anda akan melupakan
seseorang tersebut.
Tak tergantikan
Ditinggalkan
orang yang kita sayangi bisa stress berhari-hari. Namun ternyata
setelah menemukan orang yang mirip dengan orang tersebut kita bisa
menjadikannya pengganti. Seperti saya dulu punya pak dhe (paman) yang
baik banget kepada saya, yang tak kalah saya
rindukan adalah sun pipi nenek saya ketika saya kecil sampai kelas 6 SD
akhirnya nenek berpulang selamanya....
Berdo'a untuk orang yang meninggalkan
Do'a
bisa membuat orang yang kita sayangi kembali lagi? Bisa aja insyaAlloh
jika orang yang ninggalin kita dalam keadaan khusnul khotimah tak
berjumpa disini mungkin kita akan berjumpa di surga dengan orang-orang
yang kita sayangi tersebut.
Keikhlasan adalah kunci utama
agar setiap langkah yang kita perbuat kedepan agar lebih mantap. Tak
mengingat ingat orang yang kita cintai tersebut.
Ikhlas dalam memberi
Ya
ini beda lagi dari yang di atas saya sebutkan. Ikhlas memberikan
sesuatu yang kita miliki kepada orang lain bisa jadi hal yang sulit
akan kita lakukan.Contoh ilustrasi Saya pernah memberi uang kepada teman
saya dua puluh ribu beberapa hari yang lalu, uang yang segitu adalah
uang saku saya minggu ini. Nah, ternyata uang tersebut oleh teman saya
digunakan untuk membeli minuman keras. Saya Nggak Ikhlas, ini
adalah sesuatu yang wajar. Namun sebelumnya memberi sesuatu kepada orang
lain pastikan anda mempunyai niat yang benar agar kita bisa
mengikhlaskan barang pemberian tersebut.
Melupakan pemberian,
Jika
anda memberi hadiah kepada orang lain yang timbul anda akan
mengingat-ingat, cara gampang adalah jangan memikirkan nominal yang kita
berikan, Anggaplah nominal yang kita berikan adalah sedikit dan
tak akan sebanding dengan penghasilan kita. Uang segitu besok juga kita
dapetin lagi, sedangkan mereka yang membutuhkan?? uang segitu pasti akan
sulit dicari....
Untuk itu, mengikhlaskan adalah
melupakan segala hal yang menguntungkan bagi kita. Kita bisa melupakan
dengan pengganti hal tersebut dengan sesuatu yang baru. Percayalah Alloh
akan mengganti jika kita berbuat ikhlas. Belajarlah mengikhlaskan
sesuatu dengan cara anda sendiri. Wallohu 'Alam Bissowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar